Kamis, 28 April 2011

Data-data sementara...

“Untukmu agama mu, untuk ku agama ku”

“Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu." (Injil, Rasul Lukas 9:50)

Kedua ayat di atas menjelaskan bahwa baik Islam dan Kristen memberi kebebasan bagi siapapun untuk menjalankan ibadah keagamaannya selama itu tidak mengganggu mereka.

 “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39)
“Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu." (Injil, Rasul Lukas 9:50)

Senin, 25 April 2011

Sang Khalifah Part 1

Sungguh besar galaxi yang telah diciptakan Allah SWT. Betapa sempurna hukum alam yang telah ditentukan-Nya, hingga keserasian gravitasi, revolusi, rotasi dalam waktu yang tepat sesuai dengan kehendak-Nya, keserasian inilah yang mengharmoniskan antar bintang dan pelanet sehingga tidak saling hantam. Dan Dialah Dzat yang menjadikan bumi layak huni untuk makhluk-makhluk-Nya, kemudian menjadikan Manusia sebagai hakim dan Khalifah-Nya dibumi yang indah.

Diantara makhluk-makhluk Allah SWT, Manusia adalah makhluk yang diciptakan sempurna, baik dari segi buntuk, nurani, nalar dan nalurinya agar mereka mengabdi secara murni tanpa menyekutukan-Nya. Karena Dialah Dzat yang selalu ada dan dzahir, dengan dalil terwujudnya alam semesta, sebab alam semesta tidak terwujud dengan sendirinya dan alam terwujud bukan karena faktor kebetulan. Sesungguhnya dibalik alam semesta yang terwujud ini terdapat sebuah kehendak yang telah menentukan hokum alam dan menciptakannya. Ada sebuah kekuatan yang menggerakkan dan ada hukum yang mengaturnya. Oleh karena manusia adalah makhluk yang paling sempurna maka Allah mengamanatkan pelaksanaan hukum Tuhan didunia kepada Manusia sebagai Khalifah yang akan menjaga keharmonisan didalamnya. Qs : 2:30.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

2.30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"

Bumi adalah pelanet yang paling indah dan subur, sengaja diciptakan agar kelangsungan hidup bias berjalan , dan diberi-Nya undang-undang kehidupan berupa kitab samawi sesuai dengan tempat dan waktu yang dikehendaki-Nya agar kehidupan dibumi berjalan dengan damai. Ini adalah bukti bahwa Tuhan Maha Pengasih Dan Penyayang. Tuhan tidak bermain-main dalam menciptakan alam semesta. Qs : 29:44

خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِّلْمُؤْمِنِينَ

29.44. Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak . Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mu'min.

dan itu sudah menjadi otoritas Tuhan yang Menciptakan alam semesta , Yang Maha Mengetahui rahasia dibalik segala ciptaan-Nya.oleh karena itu Allah SWT menurunkan kitab-kitab samawi/dari langit.antara lain :Suhuf kepada Ibrahim As, Zabur kepada Dawud As.Taurat kepada Musa As., Injil kepada Isa dan Al-Quran kepada Muhammad SAW.

Kitab-kitab samawi diturunkan dari Tuhan yang sama, Tuhan yang Satu, Tuhan yang tidak ada sekutu yaitu Allah 'Azza wa Jalla. Para penganut agama samawi mengenali Nama Tuhan dari kitab-kitab mereka, karena pada dasarnya tanpa Rusul manusia tidak akan pernah mengetahui nama Tuhan yang telah menciptakan mereka.

Assahrastani dalam karyanya Almilal wa-Annihal mengutip pendapat Tales :Sesungguhnya Alam ada yang menciptakan, akal tidak bias mengetahui hakekat Sifat Dzat-Nya. Akan tetapi akal mengetahui-Nya dari ciptaan-ciptaan-Nya. Dia tidak diketahui Nama-Nya, apalagi hakekat-Nya kecuali dari segi ciptaan-ciptaan-Nya. Kami tidak mengetahui Nama-Nya dari segi dzat-Nya, akan tetapi kita mengetahui-Nya dari dirikita.(intaha)
maksudnya : kita ada karena Dialah yang telah menciptakan diri kita, wujud kita sebagai bukti Dia ada karena Dia-lah yang telah menciptakan dirikita walaupun kita tidak mampu mengetahui hakekat Dzat dan Sifat-Nya secara detail sebab keterbatasan akal kita.

Pendapat Tales adalah sebuah pengakuan atas keterbatasan akal manusia oleh karena itu Tuhan Yang Maha Pengasih mengingatkan mereka dengan memberi petunjuk kehidupan berupa kitab-kitab samawi kepada manusia yang bertugas untuk menjalankan hukum Tuhan dimuka bumi, agar manusia tidak lalai dari tugas mereka untuk apa mereka diciptakan Qs 51:56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

51.56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

dari kitab-kitab ini Tuhan memperkenalkan Wujud-Nya kepada penghuni bumi. karena pengetahuan mereka tentang ketauhidan T uhan sudah semakin terkikis.

31:25,
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

31.25. Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.


39.38. Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.